Pagi berkabut di loteng rumah pukul 7. Semalam hujan. Saya iseng memotret rangka jemuran dengan jepitan baju menggantung di tiang horisontalnya. Pagi itu saya berharap 'glowing morning'. Tapi tidak terjadi. Kabut tipis menyapu pagi dalam dingin. Menyisakan air dalam tetesan embun. Kemana matahari itu? Dia malu menampakan diri. Padahal saya ingin melihat terang cahayanya membiaskan kilauan di tetesan sisa air hujan yang jatuh dari jepitan baju.
Saya menghela napas panjang. Mata saya menatap hijaunya sawah yang sebagian mulai diurug karena akan dibuat komplek perumahan. Ya.. kelak saya tidak bisa menikmati pagi sambil memandang hijaunya sawah dari atas loteng. Saya hirup kembali teh tawar melati panas yang mengepulkan asap hangat. Menghirup wangi melati yang memberikan efek tenang di pagi itu. Kembali saya mengingat sesuatu.. Entah apa.. Sepertinya saya kehilangan sesuatu.. Entah apa..
How can I lose something I never had?
Kembali merenung sambil memandang sawah dan pegunungan. Membiarkan wajah saya disapu kabut dingin yang menyegarkan. Memegang kamera yang dikalungkan lalu mulai memotret..
- Pohon kelapa yang tinggi di sebelah rumah sedang berbuah..
- Bangunan sekolah TK yang berdiri kokoh di belakang kuburan..
- Antena televisi masih tegar berdiri..
- Kaki dingin bersandal jepit swallow biru masih menapak di lantai loteng yang kasar dan basah..
- Tangan mulai menghangat karena mengenggam cangkir teh panas..
- Cangkir teh putih berlukiskan perempuan cina berbaju pink sedang menari..
- Tampungan 1000 liter berwarna orange mencolok perhatian di pagi pastel yang berkabut..
Jam menunjukan pukul 8. Saya pun turun.. Kembali menghela napas, membasuh muka. Mulai membaca niat untuk berwudhu. Tak lama kemudian saya sudah berada di atas sajadah sambil mengenakan mukena.. Memulai takbir lalu bersujud dua rakaat dan diakhiri dengan mengucap salam. Alhamdulillah.. saya masih bisa merasakan tenangnya hati saat melaksanakan solat Dhuha..
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Demi waktu Dhuha.
Dan demi malam yang telah memasuki kegelapan.
Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu.
Sesungguhnya akhirat lebih baik bagimu dari pada dunia.
Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberikan kebaikan kepadamu sehingga kamu menjadi senang.
Bukankah dahulu Dia mendapatimu yatim, lalu Dia melindungi(mu),
dahulu Dia mendapatimu tersesat, lalu Dia memberi(mu) petunjuk,
dan dahulu dia mendapatimu melarat, lalu menjadikan (kamu) kaya?
Oleh karena itu janganlah mencurangi hak anak yatim,
dan janganlah kamu mengecewakan orang yang meminta,
tetapi hendaklah kamu selalu mensyukuri nikmat Tuhanmu.
Allah senang jika kita meminta dan memohon pada-Nya. Allah senang jika kita mengadu pada-Nya. Allah selalu berbaik hati menerima segala keinginan dan keluh kesah kita. Allah tidak pernah mengeluh. Allah dengan Kebesaran dan Kekuasaan-Nya akan selalu memberi petunjuk kepada kita. Allah selalu memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan, karena yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk kita.
Jadi, alasan apa lagi yang membuat kita ragu untuk tidak selalu meminta pada-Nya?
Mari kita membersihkan hati dan menyempurnakan ikhtiar.. Insyaallah kita akan mendapat ridha Allah. Jagalah ucapan dan tindakan dengan kecerdasan yang kita miliki.. Berusahalah untuk selalu ikhlas menjalani kehidupan ini.. Tetaplah istiqomah dalam setiap maksud dan tujuan kita.. Semoga Allah memberkahi.. Amin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar