Hari pertama lebaran seusai sholat ied dan bermaafan dengan tetangga, biasanya keluarga saya langsung mudik ke Sumedang. Sekitar jam 8 kami mulai berangkat. Selama bertahun-tahun kami tidak pernah merasakan macet di perjalanan dari Bandung ke Sumedang. Perjalanan ditempuh sekitar2 jam melalui jalur cadas pangeran.
Nama desa kami adalah Kored yang berada di daerah Cibeureum. Lumayan terpencil.. Hehe karena saya ingat, sampai SD pun akses jalan menuju ke sana dan fasilitas listrik masih minim. Apalagi kamar mandi.. Wah.. masih ada pancuran di atas balong atau di dekat walungan (sungai). Tapi saya beruntung, sejak saya SD rumah Aki sudah punya kamar mandi di dalam rumah. Di desa kami, jika ada rumah gedong pasti kamar mandinya di luar rumah haha entah kenapa. Padahal mereka bukan tidak mampu membuat kamar mandi di dalam rumah. Itu rumah para pengusaha Indomie rebus di Ibu Kota loh.. Hebat mereka bisa bikin rumah gedong.
Biasanya saat mudik bibi saya sudah menyediakan menu makan siang berupa sambel goang, aneka pete (goreng, rebus, mentah.. wew.. kami memang punya pohon pete yang selalu berbuah lebat), tumis ampas kedelai (ini yang saya suka), dan ayam goreng kampung. Ada juga aneka lalab yang diambil dari kebun. Wah.. makan siang kami akan lahap sekali.. Apalagi kalau ada ikan mas goreng atau cobek buatan uwa saya.. Diasajikan panas.. Disantap dengan nasi akeul yang wangi.. Mantap!! Haha dessertya? Ada dong pastinya.. Rujak coel mangga mengkel yang diambil dari pohon depan rumah. Disantap beramai-ramai di teras rumah yang menghadap ke balong ikan. Seger deh pokoknya..
Setelah sholat Ashar biasanya kami nyekar ke Makam Jati yang letaknya di tengah area persawahan. Nyekar makam aki, nini, uyut, uwa, dan aki nini ti gigir. Pulang nyekar saya dan adik saya biasanya muter-muter sawah. Melihat-lihat sawah kami yang hanya 2 petak haha alhamdulillah sakedik oge.. kanyaah ti Aki Ibung kanggo Mia sareng Arif eta teh. Sawah yang senantiasa memberi kami beras sepanjang tahun. Tentu saja saya dan adik tidak melewatkan kesempatan untuk foto-foto di area sawah yang hijau.. Haha tetep eksis dong ^^
Lalu kami melewati tanah gawir.. pemberian aki kami. Tanah itu dekat jurang yang tidak terlalu curam. Di bawahnya ada walungan (sungai). Wuidiiih.. waktu kecil saya suka main air di walungan itu. Tanah itu dari dulu sampai sekarang ditanami kelapa dan bambu. Lumayan.. biasanya bambu dan kayu batang kelapa itu ada yang membeli. Harga kayu kelapa lumayan juga ternyata..
Sebelum sampai rumah, saya melewati balong ikan milik kami yang sekarang sudah tidak ada lagi isinya. Balongnya harus direnovasi. Bapa saya punya cita-cita untuk membuat rumah kayu di atas balong itu. Mia doakan ya pa, semoga cita-cita bapa terwujud, ada rejekinya. Kelak rumah itu bisa menjadi tempat keluarga untuk melepas penat dari hiruk pikuk kota besar.. Amin semoga Allah mengabulkan..
Hmm.. dari perjalanan sore itu saya bersyukur, ternyata Aki memberikan peninggalan yang cukup untuk membuat anak cucunya tidak kelaparan. Ya.. memang tidak banyak yang ditinggalkan beliau untuk kami. Tapi saya bersyukur.. Alhamdulillah.. Justru saya ingin menambahnya agar bisa diwariskan pada anak cucu saya kelak. Agar anak cucu saya tahu asal usul para tetuanya. Insyaallah saya bisa menjaga pemberian Aki dengan baik.. Amin.
Selepas sholat Maghrib kami mulai bersiap untuk kembali ke Bandung. Berdus oleh-oleh disiapkan oleh uwa dan bibi saya. Mulai dari ulen, opak, ranginang, timbel, ikan goreng, ikan cobek, mangga, petai dan banyak lagi. Di perjalanan pulang, biasanya kami mampir di restoran tahu Palasari untuk membeli tahu sebagai oleh-oleh. Biasanya cukup mengantri. Sambil mengantri kami makan malam di sana dengan menu yamin bakso dan fresh orange.. Hmm yummy.. Di perjalanan pulang saya tidur nyenyak dengan perut kenyang dan hati senang. Mulai bangun saat sudah tiba di penjara Sukamiskin.. Hehe akhirnya tiba di rumah pukul 9 malam.. Beres-beres lalu mendaratkan badan di kasur empuk.. Tertidur sampai pagi..
Selepas sholat Maghrib kami mulai bersiap untuk kembali ke Bandung. Berdus oleh-oleh disiapkan oleh uwa dan bibi saya. Mulai dari ulen, opak, ranginang, timbel, ikan goreng, ikan cobek, mangga, petai dan banyak lagi. Di perjalanan pulang, biasanya kami mampir di restoran tahu Palasari untuk membeli tahu sebagai oleh-oleh. Biasanya cukup mengantri. Sambil mengantri kami makan malam di sana dengan menu yamin bakso dan fresh orange.. Hmm yummy.. Di perjalanan pulang saya tidur nyenyak dengan perut kenyang dan hati senang. Mulai bangun saat sudah tiba di penjara Sukamiskin.. Hehe akhirnya tiba di rumah pukul 9 malam.. Beres-beres lalu mendaratkan badan di kasur empuk.. Tertidur sampai pagi..
Tapi sayang sekali, tahun ini saya tidak mudik ke Sumedang. Hanya bapa saya sendiri yang ke sana. Rumah saya tidak bisa ditinggal karena sedang direnovasi dan terbuka sana sini. Sudah lah.. Tak apa-apa.. Lain kali bisa ke Sumedang. Mungkin tahun ini saya akan mudik ke Tasik saja. Desa Indihiang tempat alak (uwak-bahasa Lampung) saya tinggal sendirian..
Bandung, 10 September 2010
Bandung, 10 September 2010
Mantap Non....
BalasHapus