selamat datang

Rabu, 21 Juli 2010

Percakapan Puitis




Bandung, 29 Juni 2010 malam.. 


Saya membaca percakapan antara Dosen dan Mahasiswi di situs jejaring sosial facebook yang terjadi akibat update status Pak Dosen yang menarik. Status-status dia memang seringkali menarik untuk disimak atau sekedar membuat saya meluangkan beberapa detik hanya untuk membacanya hingga paham. Ternyata bukan saya saja yang terkesan dengan status-statusnya yang puitis, hampir semua yang memberi komentar di statusnya memberikan kesan yang kurang lebih sama dengan saya. Bahkan ada yang menyarankan Pak Dosen untuk membuat buku kumpulan puisi cinta.

Pak Dosen itu teman saya. Banyak teman saya dan murid saya pun mengenalnya dengan baik. Dan ternyata Mahasiswi yang memberi komentar di status Pak Dosen itu belakangan saya ketahui sebagai pacar dari salah satu kenalan saya. Hahaha latar belakang Pak Dosen dan Mahasiswi yang saya kemukakan tadi tidak begitu penting sebenarnya, karena terkesan seperti merunut silsilah. Yang jelas mereka memiliki latar pendidikan yang sama, Pendidikan Bahasa Inggris UPI. Latar belakang itulah yang membuat saya maklum akan percakapan puitis yang terjadi malam itu.


Aku akan melihat wajah Tuhan di langit Eropa. Berbincang bersama Thomas Acquinas tentang sin dan salvation, berkenalan dengan Francis dari Asisi lalu mengajakku mengagumi Basilica Lourdes, tak kulewatkan Paris. Berikutnya minum kopi bersama Foucault, Barthes, dan Derrida kutanyai tentang of grammatology bikin ngilu otakku. Setelahnya kusambangi Habermas dan Hegel, kuharap Scrodinger bergabung pula. Lalu ...


Itu adalah status Pak Dosen yang pertama kali saya baca tanpa ada komentar. Saya tertarik tapi tak berniat berkomentar. Dengan membacanya saja saya sudah punya visualisasi yang indah tentang suasana itu. Walaupun yang familiar di telinga saya hanya tokoh Foucault, Habermas, dan Schrodinger hihi.. Status ini seperti seorang guru bahasa yang sedang memulai cerita dan meminta muridnya satu per satu meneruskan ceritanya.  

It was so nice... And I waited for the comments.. Then I found the first comment and so and so on..

Mahasiswi : Saya juga akan !!!!! :)

Pak Dosen : Mmmhh... akan sangat menarik bertemu dengan kamu di Cafe du Paris ketika saya minum kopi bersama Barthes dan Foucault. Menikmati Louvre bersama?:)


Mahasiswi : Sampai bertemu di sana... Meja saya tanpa kopi... :)

Pak Dosen : Iya... saya bisa pesankan fruit punch. Hanya sedikit ragu satu atau dua ya?



Mahasiswi : Aah.. Bapak membuat saya ingin segera ke sana... *cepat-cepatlah kamu lulus sarjana thalitaaa...

Pak Dosen : Iya. Tapi kamu mah sudah dipesan nikah dulu ya. Enjoy :)

Mahasiswi : Hahaha... Hanya wacana. Saya rasa banyak orang lebih mengenal saya. Saya ingin memanjang tebing-tebing kehidupan terlebih dahulu, lecet, terluka, jatuh berkali-kali dan sampai di puncak menikmati wajah Tuhan di ketinggian :)

Pak Dosen : Kasihan dia ya, sementara memanjat tebing-tebing seperti itu harus membawa sedikit mungkin beban, sedikit mungkin orang. Dan kalau kamu pulang dengan lecet dan luka, kamu tidak akan pernah sama :)

Mahasiswi : Saya memang tidak akan pernah sama, Pak.. Saya ingin selalu dinamis, sedikit egois tidak melodramatis.. :)

Pak Dosen : :)


Ada dua hal yang menarik dari percakapan di atas.  Kedua hal itu adalah visualisasi saat membaca tulisan tersebut dan ungkapan yang  lugas tentang kehidupan baik olah Pak Dosen maupun Mahasiswi. Menarik karena kedua hal itu dibalut dengan kata-kata puitis, yang hampir-hampir saja kurang saya pahami maknanya jika hanya membaca selewat... Hihi yaa.. bagaimana tidak, banyak disebutkan tokoh filusuf di sana, saya hanya mengenalnya beberapa saja.. itu pun akibat pernah membaca buku Dunia Sophie. Visualisasi saya saat membaca percakapan itu, sedikit banyak dipengaruhi oleh visualisasi saya saat membaca Dunia Sophie.

Memang saat membaca percakapan di atas, saya seperti sedang membaca novel. Bagus dan menarik, tidak seperti percakapan biasa di facebook yang biasanya asal jeplak saja. Karenanya lah saya rela meluangkan waktu untuk membacanya. Sebenarnya ada lagi komentar lain yang menarik dari seorang perempuan di status ini. Begini komentarnya...

Perempuan : Buatmu apa yang tak mungkin. You're free n you can choose your life. I'll be happy for you, brother.. Always..

Pak Dosen : What is free? We're all prisoner of our own wish and desire, of our hope. And we never really choose our life as it has been predestined. What we can do is to choose how to best react to what we and how we are now, or put in strongest effort what we can change it, ya? Hehe

Perempuan : I know it. I just wanna say, don't make mistake like I did. It's hurts. You have a right to be happy..

Itulah percakapan lain yang menurut saya menarik pada status Pak Dosen, walaupun tidak sepuitis percakapan sebelumnya. Yang menjadi menarik dari percakapan ini adalah pernyataan Pak Dosen mengenai pilihan hidup dan harapan, serta cara untuk berdamai dengan keadaan.


Mungkin saat kamu membaca tulisan saya ini ada yang tidak mengenal tokoh-tokoh dan tempat yang disebutkan dalam status Pak Dosen. Baik, akan saya paparkan mengenai kata-kata yang asing dalam status Pak Dosen.

  • Thomas Acquinas (1225-1274)
Tommaso d'Aquino (Thomas dari Aquino) adalah filusuf dan teolog Italia yang terkenal dengan karyanya berupa buku Summa Theologiae (1273). Ajarannya dipengaruhi aliran filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Thomas mengajarkan ipsum esse subsistens yang artinya 'ada yang tak terbatas', Tuhan adalah zat yang tertinggi.

  • Sin dan Salvation
Pembagian tingkat kehidupan manusia menurut Thomas Acquinas, diterjemahkan harfiah sebagai kodrati dan adikodrati. Kodrati, tingkat bawah, yang dempurnakan oleh rahmat adikodrati, tingkat atas.

  • Francis dari Asisi (1181-1226)
Francis of Asisi (Giovanni Francesco di Bernardone) adalah diakon dan pendeta Katolik yang menemukan ajaran The Order of Friars Minor. Francis merupakan pendeta pelindung hewan dan lingkungan yang mengadakan upacara pemberkatan pada binatang setiap tanggal 4 Oktober.


  • Basilica Loudres
Basilika Rosario (Basilique Notre-Dame du Rosaire) adalah salah satu dari beberapa tempat ibadah di Sanctuary of Our Lady of Lourdes di Lourdes, Perancis. Terletak di bawah dan di depan Basilika Immaculate Conception. Basilika Rosario dibangun antara 1883 dan 1889 untuk menggantikan kapel asli pada situs aparasi Bunda Maria.


  • Foucault (1926-1924)
Michel Foucault adalah seorang filusuf Perancis sejarahwan, intelektual, kritikus, dan seorang sosiologis. Semasa hidupnya, ia memegang kursi jabatan di Collège de France, dengan titel "Sejarah sistem pemikiran" (History of Systems of Thought" dan juga mengajar di Universitas Kalifornia Berkeley.


  • Barthes (1915-1980)
Barthes adalah filusuf, kritikus sastra, dan semiolog Perancis yang paling eksplisit mempraktikan semiologi Ferdinand de Saussure bahkan mengembangkannya untuk menganalisa kebudayaan. Dalam alam The Fashion System, Barthes mengkaji fashion sebagai sebuah sistem seperti model Linguistik Saussure. Mythologies merupakan kumpulan esainya mengenai berbagai aspek kebudayaan Prancis, dari balap sepeda Tour de France, tarian telanjang, mainan anak-anak, wrestling, dan sebagainya.


  • Derrida (1930-1004)
Jaques Derrida adalah seorang filusuf Perancis dan dianggap sebagai pendiri ilmu dekonstrukvisme, sebuah ajaran yang menyatakan bahwa semuanya di-konstruksi oleh manusia, juga bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa merujuk kepada kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di dunia di luar bahasa.



  • Habermas (1929-)
Jürgen Habermas adalah seorang filusuf dan sosiolog yang berada di dalam tradisi Critical Theory dan pragmatisme Amerika. Dia paling dikenal dengan sebuah konsep ruang publik yang berdasar pada teori dan praktek 'aksi komunikatif'. Karya-karyanya, yang seringkali diberi label Neo-Marxisme, terfokus pada dasar-dasar pembentukan teori sosial dan epistemologi, analisa kapitalisme di masyarakat industrial dan demokratis; kepastian hukum di dalam konteks evolusi sosiobudaya; dan politik kontemporer, terutama yang terjadi di Jerman. Dia mengembangkan sistem teori yang diabdikan untuk menunjukkan kemungkinan penalaran, emansipasi dan komunikasi logis-kritis yang terdapat di dalam institusi liberal modern. 

 

  • Hegel (1770-1831)
Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filusuf idealis Jerman. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Kung, Bruni Bauer, Max Stirner, Karl Marx), dan mereka yang menentangnya (Kiekergaard, Schopenhauer, Nietzche, Heidegger, Schelling). Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain dalam proses pencapaian kesadaran diri.


  • Schrodinger (1887-1961)
Schrodinger adalah fisikawan Austria yang mengembangkan persamaan gelombang. Dia mengembangkan teori dualisme partikel milik de Broglie menjadi teori yang lebih terperinci dengan baik. Lalu mengembangkan persamaan matematisnya bersama ilmuan lain sehingga menghasilkan teori mekanika kuantum sebagai tombak dari fisika modern. Schrodinger terkenal dengan teori ketidakpastian.


  • Louvre
Musee de Louvre atau Museum Louvre terletak di arah tenggara pusat Kota Paris tepat di tepi kanan Sungai Seine. Museum ini dibangun pada abad 12 di masa pemerintahan Raja Philip II dengan peruntukan sebagai istana sekaligus benteng. Pada 1672, Louis XIV memilih Istana Versailles untuk tempat tinggal dan meninggalkan Louvre untuk dijadikan tempat untuk menampilkan koleksi kerajaan sejak 1692 berupa patung antik. Sejak 1692 Louvre ditempati oleh Academie des Prasasti et Belles Lettres dan Academie Royale de Peinture et de Sculpture. Selama Revolusi Perancis, Majelis Nasional memutuskan bahwa Louvre harus digunakan sebagai museum yang menampilkan karya bangsa. 
Pada tahun 2008, koleksi Louvre mencapai 35.000 benda dari prasejarah sampai abad ke-19 yang terbagi menjadi delapan departemen-kuratorial, diantaranya: Antiquities Mesir; Antiquities Neareast; Antiquities Yunani, Etruscan, dan Romawi; Seni Islam; Patung. Benda-benda itu dipamerkan di area seluas 60.600 meter persegi. Dengan demikian Louvre dikenal sebagai salah satu museum terbesar dan terindah di dunia.





Visualisasi saya ...
 

Cerita khayalan mengenai percakapan dengan filusuf nampak mengasyikan karena berlatar Eropa, terutama Paris, yang indah. Haha mungkin bagi saya yang lebih menarik adalah latar tempat ceritanya ketimbang filusufnya. Karena saya membayangkan jika saya bercakap-cakap (tepatnya berdiskusi) dengan para filusuf itu, pastilah dahi saya mengeryit dan otak saya bekerja lebih keras untuk mencerna konten percakapan kita.. Haha karena tidak mungkin bercakap-cakap dengan filusuf mengenai mantel cantik klasik keluaran terbaru milik Coco Chanel, syal cantik Louis Vuitton, asesoris limited edition dari Bvlgari, stiletto keluaran Manolo Blahnik, tote bag Bottega Venetta, kosmetik Christian Dior, atau parfum Bvlgari.. Haha bukan tentang semua itu.. Pastilah yang kita bicarakan tentang filsafat (kecuali imajinasi saya terlalu ekstrim sehingga yang saya visualisasikan adalah percakapan mengenai fashion dengan bapak-bapak filusuf itu haha). 

Tapi saya kira konten percakapan filsafat akan terasa lebih ringan karena sambil menikmati keindahan Lourdes, lalu menikmati minuman di sebuah cafe Kota Paris pada suatu senja menjelang malam. Wow.. Hihi.. Membayangkannya seperti sedang brainstorming dengan para filusuf hebat sambil napak tilas bangunan bersejarah (kalau di indonesia sih seperti anak sekolah yang sedang karya wisata hehe), melepas lelah sejenak di sebuah cafe, lalu menikmati benda-benda seni yang indah di Museum Louvre di malam hari.. What a wonderful day.. :)



Memanjang tebing-tebing kehidupan

  
Hahaha... Hanya wacana. Saya rasa banyak orang lebih mengenal saya. Saya ingin memanjang tebing-tebing kehidupan terlebih dahulu, lecet, terluka, jatuh berkali-kali dan sampai di puncak menikmati wajah Tuhan di ketinggian :)

Pada percakapan di atas ada kata-kata 'memanjang tebing-tebing kehidupan'. Kata 'memanjang', menjadi ragu bagi saya. Apakah salah ketik, seharusnya 'memanjat' atau memang 'memanjang'. Jika 'memanjang' berarti 'membuat panjang' sedangkan 'memanjat' berarti 'melakukan pekerjaan panjat'. Entahlah mana yang dimaksud Mahasiswi itu. Saya mengartikannya memanjat tebing yang panjang.. heee.. :D


Hmm.. menarik pada percakapan ini saat Pak Dosen melontarkan bahwa saat memanjat tebing harus mengurangi beban dan membawa sesedikit mungkin orang. 

Kasihan dia ya, sementara memanjat tebing-tebing seperti itu harus membawa sedikit mungkin beban, sedikit mungkin orang. Dan kalau kamu pulang dengan lecet dan luka, kamu tidak akan pernah sama :)

Menurut saya, mengapa tidak kita berbagi beban saja dengan mengajak orang lain untuk ikut memanjat tebing itu? Membiarkan kita untuk mendaki, lecet, terjatuh, dan luka bersama-sama. Lalu bersama pula kita melihat wajah Tuhan di ketinggian. Menurut saya itu akan lebih indah dibandingkan memanjat sendiri, berpetualang sendiri lalu mencari jalan pulang dan berharap menemukan seseorang yang menanti kita di tempat pulang. 

Berbagi saat mendaki tebing tidaklah mudah. Puncak ketinggian akan terasa sulit dicapai karena terlampau lelah berbagi sesuatu yang tak berujung pada satu tujuan dan harapan. Begitu pula sebaliknya, puncak ketinggian akan terasa mudah dicapai jika berbagi untuk satu tujuan dan harapan. Walaupun tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi jika memiliki satu tujuan dan harapan setidaknya kita tidak akan merasa lelah saat berbagi beban.

Apa ya kira-kira yang dimaksud oleh Mahasiswi mengenai memanjang tebing-tebing kehidupan? Hmm.. mungkin maksudnya dia ingin mendaki tebing, lecet, terjatuh, dan luka sebelum mendapatkan sesuatu yang indah di puncak tebing. Seperti begini mungkin, selagi muda dia ingin bebas melakukan apa pun yang diinginkan, mewujudkan mimpi-mimpinya, walaupun harus lecet, terjatuh, dan terluka. Dia memang tidak menyebutkan saat mewujudkan mimpi-mimpinya dia hanya melibatkan beberapa orang saja. Justru kata-kata 'saya rasa banyak orang yang lebih mengenal saya' menunjukan bahwa dia melibatkan orang-orang sekitarnya untuk mewujudkan mimpi-mimpinya itu. Bisa saja orang-orang itu adalah orang tua, keluarga, pacar, sahabat, kerabat, dan kawan. Semuanya dilibatkan, sehingga saat dia memandang wajah Tuhan di puncak ketinggian banyak pihak ikut tersenyum bahagia. Hmm.. saya mengartikan 'memandang wajah Tuhan di ketinggian' sebagai pencapaian atas mimpinya yang disertai dengan penuh rasa syukur.

Bagaimana dengan saya? Saya sedang memanjang tebing-tebing kehidupan, mendaki bersama, merelakan diri saya lecet, terjatuh dan terluka. Tak apa lecet karena hanya perih dan tidak menimbulkan bekas di kulit. Tak apa terjatuh, karena saya bisa bangun lagi. Tak apa terluka, walau meninggalkan bekas di kulit karena kelak akan membuat saya mengingat kesalahan dan pelajaran yang saya dapat di masa lampau. Satu hal yang perlu diingat, jangan biarkan memanjang tebing-tebing kehidupan memberikan luka dalam, cukup lecet dan luka di kulit saja. Maka dari itu, jangan lah berlebihan.. Karena kita punya akal sehat dan rasa untuk menimbang sebelum menjalankan keputusan yang kita ambil saat mendapat masalah di pendakian tebing. Tetaplah fokus pada tujuan kita, yaitu puncak ketinggian dimana kita bisa tersenyum melihat wajah Tuhan.. ^^

Biarlah tebing-tebing kehidupan tegar bediri kokoh, dan biarkan pula diri kita lentur untuk mengikuti setiap liku-likunya dengan cerdas.




** Info mengenai tokoh-tokoh dan bangunan dalam tulisan ini saya dapatkan dari Wikipedia. Haha Dosen saya pernah bilang, bahwa menggunakan Wikipedia sebagai sumber pustaka itu tidak ilmiah. Tapi tidak apa lah, toh ini bukan lah karya ilmiah.. Hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar