selamat datang

Senin, 23 Juli 2012

A Journey To Rafflection Wedding: Cincin

Rasanya sudah lama tidak meng-up date blog hihihi.. Hmmm mau menulis tentang apa yaaa..Oiya, saya mau berbagi cerita tentang persiapan hari pernikahan saya hihihi.. Semoga saja dapat membantu teman-teman yang sedang berada dalam tahapan ini.. ;)


Pertengahan Maret 2011

Sebuah percakapan melalui media yahoo messenger. Percakapan rutin untuk menemani pacar yang sedang berada dalam perjalanannya menuju Kota Jakarta pada minggu malam untuk berjuang demi sekarung berlian *halah* haha..

Pacar
Kalo cincin untuk tunangan itu bisa pesen ya? Dimana biasanya?

Saya
Iya, bisa. Di toko mas lah.

Pacar
Oh. Kita beli cincin yu hahaha

Saya
Eh? Cincin apa?

Pacar
Aku pengen ngelamar kamu. Tapi kalo kamu mau sih. Gimana? Hehe kita ngobrol dulu berdua. Dari kamunya gimana?

Saya
*Aih apa lah ini tiba-tiba serius. Baru juga satu bulan kita berkomitmen* 
Wah hehe.. Kamu yakin?

Pacar
Insyaallah, sejauh ini aku yakin sama kamu. Tapi ya gimana kamu juga sih hehe dan aku juga pengen tau gimana penerimaan keluarga kamu sama aku hehe.

Saya
*Waduh, tepok jidat*
Sejauh ini penerimaan mereka sama kamu baik.

Pacar
Alhamdulillah. Kalo kamu gimana? Mau ga dilamar? Hehe

Saya
*HAHAHA binun lalu berdiplomasi*
Kita jalani aja dulu ya. Aku serius menjalani hubungan ini, kemana arahnya kita liat nanti. Sejauh ini aku nyaman sama kamu (#eaaa haha). Aku juga udah pengen nikah hehe.. Tapi kita kan baru aja berkomitmen, masih punya banyak waktu untuk saling mengenal satu sama lain.

Pacar
Kira-kira kapan kamu siapnya?

Saya
*Walahhh.. Doski nodong nih*
Yaaa.. Aku kan belum beres kuliah ya.. Maunya sih beresin dulu hehe baru mikirin rencana berikutnya.


Tema 'cincin' itu berlanjut di percakapan-percakapan pada hari-hari berikutnya via telfon (beginilah nasib LDR di weekdays, komunikasi by phone). Saat tiba ngedate weekend di Bandung pun tema 'cincin' itu selalu dibahas. Wah, ini udah kepengen nikah kayanya.. Dan sekarang-sekarang saya baru tahu, ternyata itu dia lakukan karena 'sieun kaburu ku batur' artinya takut saya keduluan diambil orang.
Hari demi hari berganti, entah mengapa perjalanan hubungan kami terasa begitu mengalir apa adanya. Saling merasa semakin dekat dan tema 'cincin' itu sudah sampai pada tahap rencana kapan pacar saya secara resmi meminang saya kepada kedua orang tua saya. Akhirnya kami putuskan acara temu 8 mata itu (saya, pacar, kedua ortu saya) pada bulan keempat kami berkomitmen. Jika orang tua menerima pinangan pacar saya, maka hari itu juga cincin mulai dipesan. Sejak tema 'cincin' itu mulai menyeruak di percakapan antara saya dan pacar, pacar sudah mulai membuat sketsa cincin pasangan. Dari sekian sketsa cincin, satu model cincin yang saya acc. Cincin itu kami beri nama Rafflection :)

Sekilas tentang Rafflection
Dengan pedenya kami berani mengklaim jika model cincin pasangan kami ini hanya satu-satunya di dunia haha.. Bagus atau tidak sih relatif ya.. Menurut kami sih bagus dong, makanya dijadikan cincin pasangan hehe.. 
Rafflection berasal dari kata reflection dan affection yang artinya refleksi dan kasih sayang. Bentuk male rafflection cenderung maskulin tanpa mata berlian. Bentuknya berupa cincin mas putih persegi polos dengan aksen emas kuning berbentuk tiga sayap serong kanan di bagian depan. Female rafflection bentuknya persis seperti male rafflection, hanya serong sayapnya ke arah kiri. Tiga mata berlian ditanam diujung masing-masing sayap untuk memberikan kesan lebih feminim dan elegan.
.: female rafflection :
 Reflection pada cincin ini adalah ketika male dan female rafflection disimpan bersisian sehingga bagian emas kuningnya membentuk sayap kiri kanan yang sempurna *ahiiiwww* hihi.. 
Affection pada cincin ini adalah nilai filosofis yang menunjukkan bahwa kasih sayang kami itu tak lekang oleh masa hahayyy.. Perpaduan kedua kata itulah yang menginspirasi kami untuk memberi nama cincin pasangan ini dengan nama Rafflection.. Cincin pasangan satu-satunya di dunia, limited edition, didesain dengan sepenuh hati, sarat nilai, saksi perjalanan cinta kami yang senantiasa menemani di sepanjang sisa usia.. *hahaha*
Tulisan teguh-mia dan mia-teguh terukir di bagian dalam rafflection ring sebagai tanda cincin ini milik kita berdua.

 
Alhamdulillah, pinangan pacar saya diterima oleh kedua orang tua saya. Dengan suara bergetar pacar saya memulai pembicaraan. Haha saya sih senyum-senyum saja. Bapa saya 'menginterogasi' si pacar dengan pertanyaan-pertanyaan seberapa yakin dia menginginkan saya menjadi istrinya karena ini bukan keputusan main-main. Si pacar juga ditanya mengenai rencana apa yang sudah dia susun untuk menuju pernikahan dan setelah menikah. Syukurlah pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan lancar, karena memang si pacar sudah punya rencana-rencana itu.
Akhirnya keluarga si pacar bersilaturahmi dengan keluarga saya untuk selanjutnya menentukan hari lamaran. Diperoleh tanggal 10 September 2011 untuk acara silaturahmi sekaligus lamaran. Sebenarnya di keluarga saya tidak ada istilah lamaran, tunangan atau apapun yang istilahnya mengikat sebelum pernikahan. Kami menyebutnya silaturahmi keluarga saja, kalau pun ada cincin yang disematkan di jari manis kami berdua itu sebagai tanda kasih sayang keluarga laki-laki kepada perempuan. Cincin bukan sebagai pengikat, karena pengikat itu hanyalah pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar